Pernahkah kalian mendengar ungkapan soal satu kejahatan membutakan beribu-ribu kebaikan. Terdengar berlebihan tapi itulah kenyataannya. Itulah yang sering terjadi. Dan kadang kita tidak menyadari akan hal tersebut. Kita sering dibutakan oleh keadaan. Kita dibutakan dengan emosi kita, amarah kita. Sehingga kita menjadi buta, tidak bisa melihat banyak hal yang sudah-sudah. Kita seketika menjadi demensia, melupakan semua apa yang terjadi. Hanya karena emosi dan marah. Hanya karena satu kesalahan atau satu kejahatan.
Sebuah Kejahatan Atau Luka Bisa Membutakan 1000 Kebaikan Yang Sudah Diperbuat
Manusia kadang saat diberikan sebuah kenikmatan, saat diberikan atau disuguhkan sebuah kenyamanan, sering lupa diri. Dan menjadi orang yang tidak tahu diri. Dan ini berlaku pada semua orang. Tidak terkecuali. Sampai orang paling baik sekalipun, pasti pernah mengalami ini. Karena itu adalah watak atau sifat dasar manusia. Tapi yang akan membedakan adalah, apakah kalian akan terus membiarkan sikap itu. Apa kita akan terus mengasah sikap yang tidak baik itu, atau kita akan mengubah sikap tersebut. Tinggalkan sifat tersebut.
Semua kembali lagi pada pribadi masing-masing. Sering sekali saat ada orang baik kepada kita, dan karena dia sering berbuat baik, sekali dia melakukan kesalahan, itu akan sangat kelihatan. Dan saat dia melakukan kesalahan atau kejahatan, seketika kita menjadi murka. Seketika kita menjadi marah, dan kecewa yang rasanya sangat berlebihan. Kenapa bisa? Karena kita sudah terlalu nyaman dengan segala sikap baiknya. Sehingga kita menaruh ekspektasi yang tinggi pada orang tersebut. Dan akhirnya, saat ada satu waktu yang tidak berjalan sesuai ekspektasi, kita merasa terkhianati.
Padahal kita tidak perlu merasakan itu. Padahal apa yang terjadi tidak separah itu. Tidak selebay itu. Tapi kita membesar-besarkan karena kalian sudah terlanjur menaruh ekspektasi yang tinggi. Sehingga semua perbuatan baiknya tidak bisa kalian lihat. Tidak bisa kalian pandang. Miris. Sebenarnya yang perlu marah dan kecewa itu bukan anda. Tapi dia. Karena, sudah salah menganggap anda baik, sampai bersikap baik selama ini pada anda.