Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, skeptisisme adalah ketidakpercayaan atau keraguan terhadap keberhasilan suatu pelajaran, dan sebagainya. Kita tahu skeptisisme ketika orang lain kritis dan tidak cepat percaya fakta yang mereka dengar. Para skeptis memahami bahwa pengujian asumsi mengarah pada pengetahuan, inovasi, dan kreativitas yang lebih besar. Agama, filsafat, ilmu pengetahuan, sejarah, psikologi umumnya percaya bahwa setiap sumber pengetahuan ada batasnya.
Pengertian Skeptisisme Menurut Filsafat
Skeptisisme adalah bagian penting dari berpikir kritis. Istilah skeptis berasal dari bahasa Yunani skepticos, yang berarti “menginformasikan” atau “mengawasi”. Orang yang skeptis biasanya membutuhkan bukti tambahan sebelum menerima sesuatu sebagai kebenaran. Mereka berani menantang status quo dengan pertanyaan terbuka dan mendalam.
Dari sudut pandang filosofis, skeptisisme adalah sikap mempertanyakan informasi atau pengetahuan yang telah diturunkan kepada umat manusia hingga saat ini. Berbagai ilmu yang ditulis di masa lalu tidak dianggap sebagai hal yang pasti.
Bagaimana Anda menjadi skeptis positif?
Bagaimana orang dewasa meniru seni skeptisisme positif tidak hanya membantu pengambilan keputusan, tetapi juga menunjukkan kepada anak-anak cara berpikir untuk diri mereka sendiri. Dan ketika anak-anak belajar berpikir untuk diri mereka sendiri, mereka belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri. Berikut adalah cara menjadi skeptis positif dan selalu mempertanyakan kebenaran:
Jadilah orang yang mencurigakan
Jadilah orang yang terus curiga bahwa ada fakta lain di balik sebuah fakta. Dari orang yang menjual produk dan layanan hingga kandidat untuk jabatan politik, kita dibanjiri dengan keputusan yang memaksa kita untuk bertindak. Thomas Kida, dalam bukunya Don’t Believe Everything You Think, menunjukkan betapa mudahnya kita ditipu dan mengapa kita harus belajar berpikir skeptis.
Penuh keraguan
Kita rentan terhadap indoktrinasi, propaganda, dan daya tarik emosional yang kuat. Itu sebabnya iklan, berita TV, atau kampanye apa pun dalam hal ini terus-menerus mencoba mengatur cara kita berpikir. Cobalah untuk mengenali batas-batas klaim kebenaran kepada siapa pun. Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti “apa logika argumen ini?”. Dengarkan diri Anda ketika ada yang tidak beres.
Ambil Posisi Oposisi
Cara berikutnya untuk menjadi skeptis positif adalah dengan mengambil posisi yang belum tentu Anda setujui hanya demi argumen. Posisinya tidak perlu agresif, tetapi cukup untuk mengatakan: “Untuk lebih memahami ide ini, izinkan saya memainkan peran oposisi”. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu masalah.
Gunakan Logika dan Intuisi
Dalam Embracing Contraries, Peter Elbow mengatakan bahwa keraguan dan keyakinan adalah salah satu tindakan dasar paling kuat yang dapat kita lakukan dengan pikiran kita. Orang menjadi pemikir yang lebih baik ketika mereka menyebarkan keraguan dan keyakinan secara lebih sadar melalui logika dan intuisi daripada melalui kebetulan.